Jurus itu digerakan oleh Han Ti Ong sedemikian aneh dan sempurnanya, demikian cepat dan
mengandung tenaga mujijat sehingga biarpun dia mengenal jurusnya sendiri, dia tidak sempat lagi mengelak atau
menangis! Setelah sepuluh kali dia terkena sentuhan ujung batu atau usapan tangan kiri lawan yang lihai ini dia
menjadi yakin, lalu menjatuhkan diri berlutut. "Saya menerima penawaran Paduka!" Ha Ti Ong memegang kedua
pundaknya dan mengangkatnya bangun berdiri. Mereka berdiri berhadapan, saling pandang dan wajah raja itu
berseri melihat betapa wajah Kwat Lin menjadi merah sekali dan ada kedukaan hebat tersembunyi dibalik kemerahan
wajah karena malu itu. dengan mesra Han Ti Ong mengusap pipi halus kemerahan itu dan berkata lirih, "Aku tahu,
Kwat Lin. Peristiwa terkutuk menimpa dirimu membuat kau jijik terhadap pria dan muak terhadap hubungan antara
pria dan wanita. Akan tetapi, aku bukanlah pria yang mengutamakan hubungan badani saja, Kwat Lin. Aku akan
menghapus kejijikan dan kemuakan itu. Percayalah, aku cinta dan iba kepadamu. Keputusan yang kauambil ini tepat
sekali dan tidak akan mendatangkan sesal di kemudian hari. Mari,mari kita mengumumkan pernikahan kita. Semoga
engkau berbahagia." Han Ti Ong mencium dan mengecup mesra dan halus pinggir mata Kwat Lin, kemudian menggandeng
tangannya dan mengajaknya berjalan memasuki istana dari pintu belakang yang menembus ke "Taman" itu. Tentu saja
tidak ada kehebohan terjadi ketika Han Ti Ong mengumumkan keputusanya mengambil The Kwat Lin, sebagai istri ke
dua, sunguhpun hal ini mendatangkan bermacam-macam tanggapan dalam hati para penghuni Pulau Es. Pesta diadakan,
pesta yang sederhana saja tetapi cukup meriah. Sebagian besar penghuni Pulau Es bersuka cita dan mengharapkan
bahwa dari pernikahan ini, raja akan dikurniai seorang putera. Juga terjadi bermacam tanggapan di kalangan
keluarga raja. Ada kekecewaan akan tetapi ada pula harapan. Kecewa karena sekali lagi Raja Han Ti Ong mengambil
"orang luar" sebagai selir, akan tetapi timbul harapan karena mungkin melalui istri ke dua ini mereka dapat
"memukul" Liu Bwee yang mereka benci. Ternyata kemudian oleh Kwat Lin Bahwa semua ucapan yang dikeluarkan oleh
Raja Pulau Es itu ketika meminangnya bukan hanya bujukan kosong belaka. Raja itu benar-benar jatuh cinta
kepadanya dan hal ini terasa olehnya setelah dia menyerahkan dirinya menjadi selir Raja Han Ti Ong. Dengan
sepenuh jiwa raganya, Han Ti Ong mencurahkan kasih sayang kepadanya sedemikian besarnya sehingga lambat laun
dia pun jatuh cinta kepada suaminya ini. Dan dia yang tadinya hendak belajar ilmu silat sebagai dorongan
terutama dengan mengorbankan dan menyerahkan diri sebagai selir, setelah menerima pencurahan cinta kasih yang
amat mesra dan mendalam, mulailah berbalik pikir. Apalagi setelah sembilan bulan kemudian semenjak dia menjadi
selir, dia melahirkan seorang anak laki-laki. Kwat Lin merasa betapa hidupnya berubah sama sekali, kalau dulu
dia hanya seorang pendekar wanita yang seringkali menghadapi banyak kesengsaraan hidup, kini menjadi seorang
yang mulia dan terhormat, bahkan dia mendapat kenyataan bahwa suaminya benar-benar memiliki ilmu kepandaian
yang luar biasa tingginya! Timbullah keinginan hatinya untuk mengangkat diri menjadi permaisuri, dan dia merasa
berhak karena bukankah dia yang mempunyai keturunan laki-laki, dan selain menjadi permaisuri, juga menjadi
pewaris semua ilmu kesaktian dari Pulau Es. Kalau sudah demikian, baru dia akan mencari dan membunuh Pat-jiu
Kai-ong. Kebenciannya terhadap kakek iblis jembel itu kini menjadi tipis sekali. Memang kalau dipikir betapa
selama tiga hari tiga malam kakek itu mempermainkanya, merengut kehormatan dengan memperkosa secara amat
menghina akan tetapi ada segi lain yang membuat dia diam-diam berterima kasih kepada kakek itu. Kalau tidak ada
peristiwa hebat itu, agaknya selama hidupnya dia tidak akan dapat bertemu dengan Han Ti Ong, apalagi menjadi
istrinya dan sekaligus pewaris ilmu-ilmunya! Sin Liong belajar ilmu silat dengan tekun bersama suhengnya, Swat
Hong yang lincah jenaka.Dan mulai tampaklah bakatnya yang luar biasa. Tidak mengherankan kalau para tokoh
kang-ouw ingin memiliki bocah ini dan menjadikan Sin Liong sebagai bahan perebutan, karena dia pantas disebut
Sin-tong. Han Ti Ong sendiri yang merupakan manusia luar biasa dan memiliki kecerdasan yang disebut
Kwee-bak-put-bong (sekali melihat tidak bisa lupa lagi), diam-daim menjadi kagum sekali karena dia harus akui
bahwa dalam hal kecerdasan dan kekuatan pikiran, dia masih kalah oleh muridnya ini! Yang amat mengagumkan
hatinya adalah betapa di balik semua bakat yang luar biasa ini terpendam watak yang amat luar biasa, watak yang
penuh kehalusan, kelembutan dan kasih sayang dan iba terhadap orang lain yang amat mendalam, di samping watak
yang wajar seadanya.
Sabtu, 03 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar