Sabtu, 03 November 2012

BUKEK SIANSU (39)

Jurus itu digerakan oleh Han Ti Ong sedemikian aneh dan sempurnanya, demikian cepat dan mengandung tenaga mujijat sehingga biarpun dia mengenal jurusnya sendiri, dia tidak sempat lagi mengelak atau menangis! Setelah sepuluh kali dia terkena sentuhan ujung batu atau usapan tangan kiri lawan yang lihai ini dia menjadi yakin, lalu menjatuhkan diri berlutut. "Saya menerima penawaran Paduka!" Ha Ti Ong memegang kedua pundaknya dan mengangkatnya bangun berdiri. Mereka berdiri berhadapan, saling pandang dan wajah raja itu berseri melihat betapa wajah Kwat Lin menjadi merah sekali dan ada kedukaan hebat tersembunyi dibalik kemerahan wajah karena malu itu. dengan mesra Han Ti Ong mengusap pipi halus kemerahan itu dan berkata lirih, "Aku tahu, Kwat Lin. Peristiwa terkutuk menimpa dirimu membuat kau jijik terhadap pria dan muak terhadap hubungan antara pria dan wanita. Akan tetapi, aku bukanlah pria yang mengutamakan hubungan badani saja, Kwat Lin. Aku akan menghapus kejijikan dan kemuakan itu. Percayalah, aku cinta dan iba kepadamu. Keputusan yang kauambil ini tepat sekali dan tidak akan mendatangkan sesal di kemudian hari. Mari,mari kita mengumumkan pernikahan kita. Semoga engkau berbahagia." Han Ti Ong mencium dan mengecup mesra dan halus pinggir mata Kwat Lin, kemudian menggandeng tangannya dan mengajaknya berjalan memasuki istana dari pintu belakang yang menembus ke "Taman" itu. Tentu saja tidak ada kehebohan terjadi ketika Han Ti Ong mengumumkan keputusanya mengambil The Kwat Lin, sebagai istri ke dua, sunguhpun hal ini mendatangkan bermacam-macam tanggapan dalam hati para penghuni Pulau Es. Pesta diadakan, pesta yang sederhana saja tetapi cukup meriah. Sebagian besar penghuni Pulau Es bersuka cita dan mengharapkan bahwa dari pernikahan ini, raja akan dikurniai seorang putera. Juga terjadi bermacam tanggapan di kalangan keluarga raja. Ada kekecewaan akan tetapi ada pula harapan. Kecewa karena sekali lagi Raja Han Ti Ong mengambil "orang luar" sebagai selir, akan tetapi timbul harapan karena mungkin melalui istri ke dua ini mereka dapat "memukul" Liu Bwee yang mereka benci. Ternyata kemudian oleh Kwat Lin Bahwa semua ucapan yang dikeluarkan oleh Raja Pulau Es itu ketika meminangnya bukan hanya bujukan kosong belaka. Raja itu benar-benar jatuh cinta kepadanya dan hal ini terasa olehnya setelah dia menyerahkan dirinya menjadi selir Raja Han Ti Ong. Dengan sepenuh jiwa raganya, Han Ti Ong mencurahkan kasih sayang kepadanya sedemikian besarnya sehingga lambat laun dia pun jatuh cinta kepada suaminya ini. Dan dia yang tadinya hendak belajar ilmu silat sebagai dorongan terutama dengan mengorbankan dan menyerahkan diri sebagai selir, setelah menerima pencurahan cinta kasih yang amat mesra dan mendalam, mulailah berbalik pikir. Apalagi setelah sembilan bulan kemudian semenjak dia menjadi selir, dia melahirkan seorang anak laki-laki. Kwat Lin merasa betapa hidupnya berubah sama sekali, kalau dulu dia hanya seorang pendekar wanita yang seringkali menghadapi banyak kesengsaraan hidup, kini menjadi seorang yang mulia dan terhormat, bahkan dia mendapat kenyataan bahwa suaminya benar-benar memiliki ilmu kepandaian yang luar biasa tingginya! Timbullah keinginan hatinya untuk mengangkat diri menjadi permaisuri, dan dia merasa berhak karena bukankah dia yang mempunyai keturunan laki-laki, dan selain menjadi permaisuri, juga menjadi pewaris semua ilmu kesaktian dari Pulau Es. Kalau sudah demikian, baru dia akan mencari dan membunuh Pat-jiu Kai-ong. Kebenciannya terhadap kakek iblis jembel itu kini menjadi tipis sekali. Memang kalau dipikir betapa selama tiga hari tiga malam kakek itu mempermainkanya, merengut kehormatan dengan memperkosa secara amat menghina akan tetapi ada segi lain yang membuat dia diam-diam berterima kasih kepada kakek itu. Kalau tidak ada peristiwa hebat itu, agaknya selama hidupnya dia tidak akan dapat bertemu dengan Han Ti Ong, apalagi menjadi istrinya dan sekaligus pewaris ilmu-ilmunya! Sin Liong belajar ilmu silat dengan tekun bersama suhengnya, Swat Hong yang lincah jenaka.Dan mulai tampaklah bakatnya yang luar biasa. Tidak mengherankan kalau para tokoh kang-ouw ingin memiliki bocah ini dan menjadikan Sin Liong sebagai bahan perebutan, karena dia pantas disebut Sin-tong. Han Ti Ong sendiri yang merupakan manusia luar biasa dan memiliki kecerdasan yang disebut Kwee-bak-put-bong (sekali melihat tidak bisa lupa lagi), diam-daim menjadi kagum sekali karena dia harus akui bahwa dalam hal kecerdasan dan kekuatan pikiran, dia masih kalah oleh muridnya ini! Yang amat mengagumkan hatinya adalah betapa di balik semua bakat yang luar biasa ini terpendam watak yang amat luar biasa, watak yang penuh kehalusan, kelembutan dan kasih sayang dan iba terhadap orang lain yang amat mendalam, di samping watak yang wajar seadanya.

0 komentar:

Posting Komentar