Kamis, 08 November 2012

BUKEK SIANSU (55)

Benar-benar seorang gadis yang masih seperti kanak-kanak dan mungkin semua sikapnya tadi, ketika bergembira dan ketika marah, tidaklah setulusnya hati maka demikian mudah berubah. "Bercakap apa saja sesukamu, misalnya siapa namamu, siapa pula nama Kong-kongmu dan keadaan di pulau ini dan lain-lain." Wajah itu berseri kembali, gembira setelah ingat bahwa sesungguhnya banyak sekali bahan untuk dibicarakan. "Namaku Soan Cu, Ouw Soan Cu...." "Namamu indah." Sin Liong memuji untuk menyenangkan hatinya. Dan memang hati Soan Cu senang sekali mendengar pujian ini. "Benarkah? Benarkah namaku indah?" Dengan penuh gairah dia lalu menceritakan riwayatnya secara singkat. Ketua atau Majikan Pulau Neraka itu bernama Ouw Kong Ek bukanlah seorang buangan dari Pulau Es, melainkan keturunan orang buangan yang semenjak ratusan tahu menjadi ketua di situ karena memiliki ilmu kepandaian tinggi. Kakek dari Ouw Kong Ek, seorang buangan dari Pulau Es yang berilmu tinggi, adalah seorang pertama yang menjadi "Ketua" di Pulau Neraka, kemudian menurunkan kedudukan ini kepada anaknya sampai kepada Ouw Kong Ek. Ouw Kong Ek sendiri mengambil seorang buangan dari Pulau Es, seorang bekas pelayan permaisuri Raja Pulau Es yang dijatuhi hukuman buang karena fitnah dan sesungguhnya dia tidak mau melayani seorang pangeran yang tergila-gila kepadanya, menjadi istrinya mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Ouw Sian Kok. Akan tetapi istrinya meninggal dunia ketika Ouw Sian Kok menikah dengan seorang gadis Pulau Neraka dan Ketua Pulau Neraka ini tinggal menduda. Dia mencurahkan pengharapanya kepada putera tunggalnya yang mewarisi semua ilmunya dan yang diharapkan kelak akan menggantikan kedudukanya kalau dia sudah mengundurkan diri. Namun nasib buruk menimpa keluarga Ouw. Ketika istri Ouw Sian Kok melahirkan seorang anak, yaitu Soan Cu, ibu muda ini meninggal dunia. Ouw Sian Kok demikian berduka sehingga ingatannya terganggu, menjadi gila dan melarikan diri dari Pulau Neraka, tak seorangpun tahu kemana perginya orang gila itu. "Demikianlah riwayatku yang tidak mengembirakan," Soan Cu mengakhiri ceritanya. Sejak kecil aku tidak pernah melihat wajah ibu dan ayahku. Ayah sampai sekarang tidak pulang dan tidak ada yang tahu berada di mana. Aku dipelihara dan dididik oleh Kong-kong yang mengharapkan kelak aku menggantikan kedudukan ketua di sini. Akan tetapi aku tidak sudi!" "Mengapa tidak suka, Soan Cu?" "Siapa sudi mengurusi orang-orang gila itu! Mereka semua gila dan jahat, karena itu aku suka kepadamu Sin Liong. Engkau lain dari pada mereka, engkau berani dan baik. Maka aku datang untuk menolongmu. Ketahuilah, sebentar lagi, kalau kau dikira sudah tidur, engkau akan dibunuh!" Sin Liong terkejut akan tetapi tetap bersikap tenang. "Benarkah? Mengapa aku dibunuh? Bukankah Kongkongmu berjanji bahwa kita akan berjanji akan menunggu sampai Sumoiku tiba di Pulau Neraka?" "Uhh, kau percaya kepada Kong-kong! Hmm, dia hanya membohong." "Ah, mengapa begitu? Sebagai seorang ketua tidak sepatutnya kalau dia menipu." "Membohong dan menipu merupakan pebuatan yang menguntungkan dan bahkan dianggap baik dan layak di sini! itu adalah tanda dari kecerdikan seseorang!" "Pantas kau tadi pun membohongi penjaga." Sin Liong mencela. "Memang, kalau tidak membohong, mana bisa masuk dengan mudah? Dan kau tentu akan celaka kalau akau tidak membohong." "Hmmm..., alasan dicari-cari dan ngawur. Jadi mereka hendak membunuhku? Mudah saja, apa dikira aku begitu mudah dibunuh?" "Kau tidak tahu kecerdikan Kong-kong, Sin Liong. Kalau digunakan kekeras, agaknya kau akan melawan dan sudah melihat kau tadi sudah lihai. Akan tetapi, mereka akan mengerahkan binatang-binatang berbisa untuk mengeroyokmu dan membunuhmu di kamar sempit ini! Kalau segala macam ular, kalajengking, kelabang, lebah dan lain binatang berbisa itu datang memenuhi tempat ini dan mengeroyokmu, apa yang akan dapat kaulakukan untuk menyelamatkan diri?" "Hemm, aku akan berusaha membela diri, kalau aku gagal, aku akan mati dan habis perkara. tidak ada hal yang menggelisahkan hatiku." "Kau sombong! Kau tidak minta tolong kepadaku?" "Andaikata aku minta tolong juga, kalau kau tidak mau menolong, apa artinya? Tanpa kuminta sekalipun, kalau kau mau menolong, bagaimana caranya? Sudahlah, kau hanya akan menyusahkan dirimu sendiri saja, Soan Cu.

0 komentar:

Posting Komentar