Betapapun juga, setelah dia sadar bahwa cemburunya terhadap suhengnya dan Soan Cu tidak berdasar,
kini terasalah olehnya betapa hatinya sesungguhnya merasa lega dan senang karena dapat bertemu dan berkumpul
dengan suhengnya, apalagi di tempat yang berbahaya ini. Beberapa hari telah lewat dan Soan Cu setiap hari minum
"Obat" yang terbuat dair daun-daun seperti yang dilukiskan oleh Sin Liong. Setiap hari kakenya bertanya dan dia
menjawab bahwa penyakitnya yang dideritanya, rasa nyeri seperti yang dinyatakan Sin Liong itu berangsur-angsur
sembuh! Girang bukan main hati kakek itu, akan tetapi hati Swat Hong yang mendongkol melihat betapa Soan Cu
seolah-olah mengulur waktu "penyembuhannya"! Pada hari ke tujuh, Ouw Kong Ek dan Soan Cu mendatangi pondok
tempat tinggal Sin Liong dan Swat Hong. Dua orang muda dari Pulau Es ini memang sudah menunggu di depan pondok
dengan hati tidak sabar, menanti berita kesembuhan total Soan Cu. Maka mereka menyambut ketua Pulau Neraka dan
cucunya itu dengan penuh harapan itu, melihat betapa wajah kedua orang pendatang itu berseri. Setelah tiba di
depan mereka, Soan Cu segera berkata, "Sin Liong, Kakek merasa berterima kasih sekali kepadamu dan menyetujui
kau melanjutkan pengobatan dengan menggunakan sinkang!" "Apa...?" Akan tetapi kata-kata Sin Liong yang bingung
dan tidak mengerti itu segera diputus oleh Soan Cu, "Bukankah dulu kaukatakan setelah beberapa hari minum obat
penawar racun, kau akan melenyapkan sama sekali hawa beracun itu dengan menggunakan sinkang menyedot keluar
hawa itu dari punggungku?" Ouw Kong Ek tertawa. "Orang muda she Kwa. Kalau bukan engkau yang sudah kupercaya
penuh, tentu aku tidak mengijinkan pengobatan ini. Akan tetapi aku sudah percaya kepadamu, maka silahkan.
Mudahmudahan saja dalam waktu singkat cucuku akan sembuh sama sekali." Setelah berkata demikian, kakek itu
membungkuk ke arah Sin liong dan Swat Hong, lalu meninggalkan cucunya. "Soan Cu, apa maksudmu?" Sin Liong
segera berbisik menegur. "Huh, tentu ingin berduaan denganmu di dalam kamar, apa lagi?" Swat Hong mengejek.
"Husshhh, harap kalian jangan ribut-ribut, "bisik Soan Cu. "Mari kita masuk ke kamar dan bicara. "Dia
menggandeng tangan Sin Liong dan diajaknya masuk. Melihat Swat Hong cemberut, Sin Liong berkata, "Sumoi,
marilah." "Aku tidak sudi menggangu kalian!" "Aih Enci Hong, mengapa begitu? Yang hendak kubicarakan adalah
kepentingan kalian berdua. Marilah." Soan Cu berkata dan agaknya memang dara Pulau Neraka ini tidak pernah
mengerti apa yang diejekan oleh Swat Hong. Agaknya cara hidup di Pulau Neraka membuat dia kurang mengerti akan
tata susila sehingga tak pernah merasa melanggar sesuatu biarpun dia memasuki kamar berdua dengan seorang
pemuda. Sambil bersungut-sunggut menyembunyikan rasa malunya bahwa dia telah menduga yang bukan-bukan, Swat
Hong ikut masuk. "Aku memang berpura-pura, mengulur panjang waktu penyembuhan. Semua ini karena aku mendengar
bahwa Kong-kong dan para pembantunya tidak membebaskan kalian setelah aku sembuh." "Keparat! Kong-kongmu memang
bukan manusia baik-baik! pantas menjadi ketua di Pulau Neraka! Aku akan menemuinya!" "Hushhh, Sumoi,
Bersabarlah, dan mari kita dengar kata-kata Soan Cu." Dengan muka muram Swat Hong duduk lagi dan memandang
wajah Soan Cu. Wajah yang manis sekali, pikirnya, manis dan polos. Pantaslah kalau andaikata Sin Liong jatuh
cinta kepada gadis ini, pikirnya lagi dan hatinya merasa berdebar penuh khawatir. "Kong-kong telah berjaga-jaga
dan mempersiapkan anak buahnya, menjaga kalau-kalau kalian melarikan diri. Berbahaya sekali." "Habis bagaimana
baiknya,Soan Cu?" "Ada jalan," kata dara yang lincah dan cerdik itu. "Menurut pendengaranku ketika Kong-kong
merundingkan di kamar rahasia bersama para pembantunya yang paling dipercaya, Kong-kong tidak berniat buruk
kepada kalian. Setelah kau dapat menyembuhkan aku, maka Kong-kong membutuhkan engkau sebagai ahli pengobatan di
pulau ini. Dia hendak menahanmu agar kau dapat mengobati setiap penghuni yang terserang penyakit. Adapun Enci
Hong ditahan di sini sebagai sandera, untuk menahan kekuasaan Pulau Es." "Keparat....!" "Jangan marah, Enci
Hong. kurasa kita harus menghadapi Kong-kong yang berwatak kasar dengan sikap dan akal halus. Kalau aku sudah
sembuh, yaitu kalau kunyatakan bahwa aku sudah sembuh sama sekali, sedikit banyak Kong-kong tentu akan
berterima kasih. Kemudian Liong-ko...heh, Sin Liong mengajarkan Kong-kong mengenal daun obat-obatan dengan
janji akan membebaskan kalian. Kurasa Kong-kong akan mau menerimanya karena sebenarnya yang dibutuhkan adalah
pengetahuan tentang ilmu pengobatan itu. Dengan demikian, kalau kalian meninggalkan pulau ini, kalian akan
dianggap sebagai sahabat dan penolong. Bagaimana?" "Kurasa baik juga akal ini," kata Sin Liong. "Hemm,
terserahlah,. Akan tetapi jangan ada akal bulus di balik semua ini!" Swat Hong mengancam. Soan Cu menarik napas
panjang. "Enci Hong, harap jangan mencurigai aku. Aku sudah menyesal sekali menjadi seorang yang terlahir di
tempat ini, dan aku ingin melanjutkan cita-cita Ayah bundaku yang kabarnya dahulu juga selalu berusaha agar
penghuni Pulau Neraka tidak menjadi orang liar yang tidak mengenal prikemanusiaan." Setelah berkata demikian,
Soan Cu pergi meninggalkan pondok itu dengan muka tunduk. "Seorang anak yang baik...." Sin Liong memuji sambil
memandang tubuh dara itu yang melangkah pergi meninggalkan pondok. "Maksudmu, seorang dara yang cantik dan
berbudi!" Tanpa menoleh Sin Liong mengangguk. "Memang, dia cantik dan berbudi." Huh! Sudah kusangka demikian!"
Sin Liong menoleh kaget dan memandang wajah sumoinya, "Sumoi, apa maksudmu?" Swat Hong membuang muka. "Hemm,
tidak apa-ap. "Begitulah!" lalu dia lari memasuki kamarnya, membanting daun pintu keras-keras. Sin Liong
menggeleng kepalanya, makin tidak mengerti dia akan sikap wanita pada umumnya dan saat itu, sikap Swat Hong
khususnya, juga sikap Soan Cu yang amat aneh kalau diingat bahwa dia adalah cucu ketua Pulau Neraka yang
berwatak aneh dan kejam. Semua terjadi seperti direncanakan oleh Soan Cu. Setelah dara itu mengaku sembuh sama
sekali dan Sin Liong bersama Swat Hong menghadap ketua untuk minta pembebasan, Ouw Kong Ek menggeleng kepalanya
dan berkata, "Kwa Sin Liong, kami berterima kasih sekali atas penyembuhan penyakit cucuku, dan untuk jasamu
itu, kami tidak akan menggangu kalian, bahkan menganggap kalian sebagai orang-orang berjasa. Akan tetapi,
terpaksa kami tidak dapat membebaskan kalian karena kami amat membutuhkan engkau sebagai ahli pengobatan di
pulau ini. Maka, harap kalian suka mengerti akan kebutuhan kami ini. Tinggallah di sini dan menjadi orang-orang
terhormat menjadi pembantuku yang paling baik." "Tocu, aku mengerti akan kebutuhan Tocu dan para penghuni Pulau
Neraka. Akan tetapi sungguh tidak adil kalau menyuruh kami tinggal di sini selamanya, apa lagi amat tidak adil
bagi Sumoi. Betapapun juga, karena aku mengerti akan kebutuhan kalian semua, biarlah sekarang diatur begini
saja. Aku akan sementara waktu tinggal di sini mengajarkan ilmu pengobatan kepada Tocu, akan tetapi kuminta
agar Sumoi sekarang juga dibebaskan, diberi sebuah perahu agar sumoi dapat pergi lebih dahulu meninggalkan
Pulau Neraka. Adapun aku sendiri, kalau Tocu sudah mengenal semua daun dan bahan pengobatan, baru aku akan
pergi dari sini. Bagaimana?" Ketua Pulau Neraka itu mengerutkan alisnya, lalu melirik kearah cucunya yang duduk
di sebelahnya dan menundukan kepala saja. "Hemmm, boleh juga sumoimu pergi. Biarpun dia puteri Han Ti Ong, akan
tetapi mengingat akan jasamu, biarlah dia kami bebaskan. Akan tetapi kau....ah, aku sangat mengharapkan agar
engkau menjadi.... keluarga kami, orang muda." Kembali dia mengerling ke arah Soan Cu dan gadis itu makin
menundukan mukanya yang menjadi merah sekali. "Benar sekali, dia amat cocok menjadi jodoh Nona Ouw!" beberapa
orang membantu berkata sambil tertawa-tawa, sikap mereka bebas terbuka. "Aku tidak mau pergi!" tiba-tiba Swat
Hong berkata lantang. "Kalau Suheng tinggal di sini mengajarkan ilmu pengobatan, aku akan tinggal di sini juga
sampai pelajaran itu selesai. Dan kalau....kalau ada pengantian di sini, kalau suheng diambil mantu, aku pun
harus menjadi saksinya!" Ucapan itu sebetulnya dikeluarkan dengan gejolak kemarahan dan kepanasan hatinya, akan
tetapi para pembantu Ouw Kong Ek menyambutnya dengan suara ketawa. Tentu saja Sin Liong kaget sekali mendengar
ucapan Sumoinya itu. Ada kesempatan yang amat baik terbuka bagi Swat Hong untuk membebaskan diri dari pulau
berbahaya itu, dan kesempatan itu dibuang begitu saja oleh Swat Hong! Dia telah mengenal watak Swat Hong.
Sekali bilang tidak mau, dipaksa pun sampai mati tidak akan mau tunduk! Maka dia menjadi bingung sekali. "Tocu,
karena Sumoi tidak mau pergi sendiri lebih dulu, maka biarlah perjanjian kita diubah. Akan memberi pelajaran
ilmu pengebatan kepada Tocu, setelah Tocu mengenal bahan obat untuk melindungi penghuni pulau ini, aku dan
Sumoi boleh pergi dengan bebas." Ketua Pulau Neraka itu mengelus-elus dagunya dan alisnya berkerut,
berkali-kali dia melirik ke arah cucunya. Dia adalah seorang yang sudah tua, biarpun tidak pernah terjun ke
dunia ramai, namun dia tahu bahwa cucunya jatuh hati kepada pemuda yang hebat ini. Dan dia tidak melihat
seorang pemuda lain di Pulau Neraka yang kiranya patut menjadi suami cucunya! Tentu saja hatinya tidak rela
kalau pemuda itu pergi meninggalkan pulau karena dia tahu bahwa hal itu tentu akan mengecewakan hati cucunya.
Maka dia hanya menggeleng-geleng kepala, tanpa dapat menjawab. Melihat keraguan ketuanya, seorang kakek berusia
lima puluh tahun lebih melaju maju. Orang ini kepalanya gundul botak akan tetapi mukanya penuh brewok, tubuhnya
kurus kecil dan di lehernya ada seekor ular merah melingkar. Dia adalah pembantu utam dari Ouw Kong Ek, seorang
yang lihai ilmu kepandaiannya dan bernama Lo Thong. Berbeda dengan Majikan Pulau Neraka itu yang merupakan
keturunan orang buangan, maka Lo Thong sendiri adalah seorang buangan dari Pulau Es, tiga puluh tahun yang lalu
dia dibuang dariPulau Es karena sebagai seorang pemuda dia banyak melakukan kejahatan.
Sabtu, 10 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar