Maka
pemuda ini merasa seperti disayatsayat jantungnya menyaksikan pembunuhan yang amat kejam itu, melihat betapa
dua puluh empat orang bajak menemui kematian secara mengerikan, berkelojotan dan melolong-lolong, akhirnya
suara jeritan mereka makin lemah dan berubah seperti suara binatang disembelih, kemudian tubuhnya tidak
berkelojotan lagi dan binatang-binatang kecil berbisa yang kelaparan itu masih menggerogoti kulit dan daging
mereka! Kemudian tampaklah Ouw Kong Ek, Tocu Pulau Neraka. Kakek ini datang ke tempat itu sambil merangkak
dengan susah payah, tubuhnya kelihatan lemah dan kurus, mukanya pucat dan sambil merangkak itu dia meniup
sebatang alat tiup terbuat daripada batang alang-alang, menyerupai suling kecil. Pantas saja suaranya
melengking tinggi dan aneh. Beberapa orang anggauta Pulau Neraka segera maju dan mengangkat ketua mereka,
memapahnya datang dan kini binatang-binatang itu berangsur-angsur merayap pergi setelah Ouw Kong Ek merobah
merobah suara tiupan sulingnya. Akhirya yang tinggal hanya mayatmayat dua puluh empat orang bajak dalam keadaan
mengerikan, dan mayat tujuh orang penghuni Pulau Neraka yang tewas dalam pertempuran. "Ahhh, engkau pula yang
menolong cucuku, Taihiap?" Ouw Kong Ek dituntun anak buahnya datang mendekat. Sin Liong mengerutkan alisnya.
"To-cu, engkau sungguh kejam, membunuh mereka seperti itu." Kakek itu terbelalak. "Aku? kejam? Dan mereka
ini...?" Dia menuding ke arah mayat-mayat para bajak laut. "Dan...hei, siapa dia ini? Ah, bukankah dia ini
pemimpin mereka?" Ouw Kong Ek sudah melangkah maju menghampiri Koan Sek yang berdiri dengan muka pucat. "Tahan
dulu, Tocu! Memang dia pemimpin bajak, akan tetapi nyawa cucumu berada didalam tangannya!" "Soan Cu...!" Ouw
Kong Ek memandang tubuh dara yang dipondong oleh Sin Liong dan berada dalam keadaan pingsan itu. "Mengapa dia?"
"Terkena senjata beracun." Kemudian dia memandang Koan Sek dan membentak, "hayo kauberikan obat penawar senjata
gelapmu!" Tok-gan-hai-liong Koan Sek adalah seorang yang sudah berpengalaman, seorang yang menjelajah di dunia
kang-ouw, maka dia tentu saja cerdik sekali. Tadi ketika menyaksikan betapa semua anak buahnya, juga sutenya,
tewas secara mengerikan, dia ketakutan setengah mati dan kehilangan akalnya. Akan tetapi sekarang setelah dia
melihat kesempatan untuk menolong diri, timbul kembali keberaniannya dan dia tersenyum. "Agaknya kita telah
salah masuk. Tidak tahu pulau apakah ini dan siapa kalian ini?" tanyanya kepada Sin Liong karena dia merasa
jerih sekali menghadapi pemuda yang dia tahu amat lihai dan sama sekali bukan tandingannya itu. "Kau belum
tahu? Ini adalah Pulau Neraka dan dia itu adalah ketuanya." Dia menuding kepada Ouw Kong Ek. "Sedangkan Nona
ini adalah cucunya. Maka kau harus cepat memberikan obat penawarnya." "Ha-ha, mudah saja! Mudah saja memberi
obat penawarnya. Aihh, kiranya kami telah memasuki sebuah pulau iblis dengan penghuni-penghuninya seperti iblis
pula! Benar-benar kami telah membuat kesalahan besar! Orang muda, mudah saja mengobati luka Nona ini, akan
tetapi bagaimana dengan aku sendiri? Anak buahku telah tewas semua dan aku dalam cengkraman kalian!" "Engkau...
engkau akan kusiksa, kucincang sampai hancur!" Ouw Kong Ek membentak. "Ha-ha-ha, boleh! Lakukan sekarang,
karena aku tidak takut mati setelah aku melihat bahwa aku mempunyai banyak teman terutama sekali cucumu. Kalau
orang tidak lagi menyayangkan kematian seorang dara jelita muda remaja seperti dia ini, apalagi kematian
seorang tua bangka seperti aku. Ha-ha-ha! biarlah aku mati ditemani oleh dara remaja ini!" Ouw Kong Ek sudah
marah sekali, kedua tangannya dikepal sehingga suling batang alang-alang itu hancur di tangannya. Melihat
kemarahan ketua Pulau Neraka itu, Sin Liong Berkata, "Ouw-tocu apa yang dikatakan benar. Sudah kuperiksa luka
cucumu dan ternyata dia terkena racun yang aneh sekali yang belum pernah aku melihatnya. Maka, biarlah kita
menukar keselamatannya dengan keselamatan Soan Cu. Betapapun juga , nyawa Soan Cu jauh lebih berharga dari pada
kehidupan seorang sesat seperti dia." "Ha-ha-ha , itu baru omongan yang tepat!" Tok-gan-hai-liong Koan Sek yang
Selasa, 13 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar