Selasa, 13 November 2012

BUKEK SIANSU (71)

Maka pemuda ini merasa seperti disayatsayat jantungnya menyaksikan pembunuhan yang amat kejam itu, melihat betapa dua puluh empat orang bajak menemui kematian secara mengerikan, berkelojotan dan melolong-lolong, akhirnya suara jeritan mereka makin lemah dan berubah seperti suara binatang disembelih, kemudian tubuhnya tidak berkelojotan lagi dan binatang-binatang kecil berbisa yang kelaparan itu masih menggerogoti kulit dan daging mereka! Kemudian tampaklah Ouw Kong Ek, Tocu Pulau Neraka. Kakek ini datang ke tempat itu sambil merangkak dengan susah payah, tubuhnya kelihatan lemah dan kurus, mukanya pucat dan sambil merangkak itu dia meniup sebatang alat tiup terbuat daripada batang alang-alang, menyerupai suling kecil. Pantas saja suaranya melengking tinggi dan aneh. Beberapa orang anggauta Pulau Neraka segera maju dan mengangkat ketua mereka, memapahnya datang dan kini binatang-binatang itu berangsur-angsur merayap pergi setelah Ouw Kong Ek merobah merobah suara tiupan sulingnya. Akhirya yang tinggal hanya mayatmayat dua puluh empat orang bajak dalam keadaan mengerikan, dan mayat tujuh orang penghuni Pulau Neraka yang tewas dalam pertempuran. "Ahhh, engkau pula yang menolong cucuku, Taihiap?" Ouw Kong Ek dituntun anak buahnya datang mendekat. Sin Liong mengerutkan alisnya. "To-cu, engkau sungguh kejam, membunuh mereka seperti itu." Kakek itu terbelalak. "Aku? kejam? Dan mereka ini...?" Dia menuding ke arah mayat-mayat para bajak laut. "Dan...hei, siapa dia ini? Ah, bukankah dia ini pemimpin mereka?" Ouw Kong Ek sudah melangkah maju menghampiri Koan Sek yang berdiri dengan muka pucat. "Tahan dulu, Tocu! Memang dia pemimpin bajak, akan tetapi nyawa cucumu berada didalam tangannya!" "Soan Cu...!" Ouw Kong Ek memandang tubuh dara yang dipondong oleh Sin Liong dan berada dalam keadaan pingsan itu. "Mengapa dia?" "Terkena senjata beracun." Kemudian dia memandang Koan Sek dan membentak, "hayo kauberikan obat penawar senjata gelapmu!" Tok-gan-hai-liong Koan Sek adalah seorang yang sudah berpengalaman, seorang yang menjelajah di dunia kang-ouw, maka dia tentu saja cerdik sekali. Tadi ketika menyaksikan betapa semua anak buahnya, juga sutenya, tewas secara mengerikan, dia ketakutan setengah mati dan kehilangan akalnya. Akan tetapi sekarang setelah dia melihat kesempatan untuk menolong diri, timbul kembali keberaniannya dan dia tersenyum. "Agaknya kita telah salah masuk. Tidak tahu pulau apakah ini dan siapa kalian ini?" tanyanya kepada Sin Liong karena dia merasa jerih sekali menghadapi pemuda yang dia tahu amat lihai dan sama sekali bukan tandingannya itu. "Kau belum tahu? Ini adalah Pulau Neraka dan dia itu adalah ketuanya." Dia menuding kepada Ouw Kong Ek. "Sedangkan Nona ini adalah cucunya. Maka kau harus cepat memberikan obat penawarnya." "Ha-ha, mudah saja! Mudah saja memberi obat penawarnya. Aihh, kiranya kami telah memasuki sebuah pulau iblis dengan penghuni-penghuninya seperti iblis pula! Benar-benar kami telah membuat kesalahan besar! Orang muda, mudah saja mengobati luka Nona ini, akan tetapi bagaimana dengan aku sendiri? Anak buahku telah tewas semua dan aku dalam cengkraman kalian!" "Engkau... engkau akan kusiksa, kucincang sampai hancur!" Ouw Kong Ek membentak. "Ha-ha-ha, boleh! Lakukan sekarang, karena aku tidak takut mati setelah aku melihat bahwa aku mempunyai banyak teman terutama sekali cucumu. Kalau orang tidak lagi menyayangkan kematian seorang dara jelita muda remaja seperti dia ini, apalagi kematian seorang tua bangka seperti aku. Ha-ha-ha! biarlah aku mati ditemani oleh dara remaja ini!" Ouw Kong Ek sudah marah sekali, kedua tangannya dikepal sehingga suling batang alang-alang itu hancur di tangannya. Melihat kemarahan ketua Pulau Neraka itu, Sin Liong Berkata, "Ouw-tocu apa yang dikatakan benar. Sudah kuperiksa luka cucumu dan ternyata dia terkena racun yang aneh sekali yang belum pernah aku melihatnya. Maka, biarlah kita menukar keselamatannya dengan keselamatan Soan Cu. Betapapun juga , nyawa Soan Cu jauh lebih berharga dari pada kehidupan seorang sesat seperti dia." "Ha-ha-ha , itu baru omongan yang tepat!" Tok-gan-hai-liong Koan Sek yang

0 komentar:

Posting Komentar