Pukulan jarak jauh yang dilakukan oleh wanita iblis ini dahsyat sekali, membuat Pat-jiu Kai-ong terkejut ketika
ada angin panas menyambar, maka dia cepat menunda niatnya menangkap Sin-tong dan bergerak menangkis. Keduanya
merasakan dahsyatnya tenaga lawan dan terpental ke belakang! Sejenak mereka saling berpandangan dan Pat-jiu
Kai-ong yang lebih dulu dapat menguasai dirinya lalu tertawa, "Ha-ha-yha, lama tidak jumpa, Kiam-mo Cai-li
menjadi makin gagah saja!" "Pat-jiu Kai-ong, selama ada aku disini, jangan harap kau akan dapat merampas
Sin-tong dari tanganku!" Wanita itu berkata dan memandang tajam, siap menghadapi kakek yang dia tahu merupakan
lawan yang tangguh itu. "Aha, Kiam-mo Cai-li, sekali ini kau mengalahlah kepadaku. Aku membutuhkannya untuk
menyempurnakan ilmuku..." "Hi-hik, Ilmu Hiat-ciang Hoat-sut, bukan? Kau sudah cukup tangguh, Kai-ong, dan
betapa mudahnya bagimu untuk mencari seratus orang anak lagi untuk kau hisap darah, otak dan sumsumnya. Jangan
Sintong!" "Hemmmm, kau mau menang sendiri. Apa kaukira aku tidak tahu mengapa kau menghendaki Sin-tong? Dia
masih terlalu muda, Cai-li, tentu tidak akan memuaskan hatimu. Apa sukarnya bagimu mencari orangorang muda yang
kuat dan menyenangkan?" "Cukup! Kita mempunyai keinginan sama, dan jalan satu-satunya adalah untuk
memperebutkannya dengan kepandaian!" "Ha-ha-ha, bagus sekali. Memang aku ingin mencoba kepandaian Wanita Pandai
dari Rawa Bangkai!" Liok Si, Si Wanita Pandai Berpayung Pedang dari Rawa Bangkai sudah tak dapan menahan
kemarahannya melihat ada orang berani merintanginya, maka sambil berteriak keras dia sudah menerjang maju
dengan senjatanya yang istimewa, yaitu payung hitam yang tangkainya sebatang pedang runcing itu. "Trakkk!"
Pat-jiu Kai-ong sudah menggerakkan tongkatnya menangkis. Gempuran dua tenaga raksasa membuat keduanya terpental
lagi ke belakang dan Pat-jiu Kai-ong cepat meloncat ke depan, tongkatnya berubah menjadi segulungan sinar hitam
yang menyambar ganas. "Trakk! Trakkk!!" Dua kali senjata payung dan tongkat bertemu di udara dan keduanya
terhuyung ke belakang. Diam-diam mereka berdua terkejut sekali dan maklum bahwa dalam hal tenaga sakti,
kekuatan mereka berimbang. Sebelum mereka melanjutkan pertandingan mereka, tiba-tiba mereka melangkah mundur
dan memandang tajam karena berturut-turut ditempat itu telah muncul lima orang kakek yang melihat cara
munculnya dapat diduga tentu memiliki kepandaian tinggi. Mereka muncul seperti setan-setan, tidak dapat
didengar atau dilihat lebih dahulu, tahu-tahu sudah berdiri di situ sambil memandang ke arah Pat-jiu Kai-ong
dan Kiammo Cai-li dengan bermacam sikap. Ketika dua orang datuk kaum sesat atau golongan hitam ini melihat
dengan penuh perhatian mereka terkejut sekali. Biarpun diantara lima orang itu ada yang belum pernah mereka
jumpai, namun melihat ciri-ciri mereka, kedua orang datuk golongan hitam ini dapat mengenal mereka yang
kesemuanya adalah orang-orang aneh di dunia kang-ouw yang masing-masing telah memiliki nama besar sebagai
orang-orang sakti. Sementara itu, ketika melihat dua orang kakek dan nenek tadi bertanding memperebutkan
dirinya, Sin Liong menjadi makin berduka. Tak disangkanya bahwa di tempat yang penuh damai ini di mana dia
selama hampir tiga tahun tinggal penuh ketentraman dan kedamaian, yang membuat dia hampir melupakan
kekejaman-kekejaman manusia ketika terjadi pembunuhan ayah-bundanya, kini dia menyaksikan kekejaman yang lebih
hebat lagi di mana sebelas orang dusun yang sama sekali tidak berdosa dibunuh begitu saja oleh dua orang itu.
Maka dia lalu duduk di atas batu, bersila dan tak bergerak seperti arca, hatinya dilanda duka, dan dia
memandang dengan sikap tidak mengacuhkan. Bahkan ketika muncul lima orang aneh itu, dia pun tidak membuat
reaksi apa-apa kecuali memandang dengan penuh perhatian namun dengan sikap sama sekali tidak mengacuhkan. Orang
pertama adalah seorang kakek berusia enam puluh tahun, bertubuh tinggi besar dengan muka merah seperti tokoh
Kwan Kong dalam cerita Sam-kok, kelihatan gagah sekali, di punggungnya tampak dua batang pedang menyilang,
matanya lebar alisnya tebal dan suaranya nyaring ketika dia tertawa, "Ha-ha-ha, kiranya bukan hanya orang gagah
saja yang tertarik kepada Sin-tong, juga iblis-iblis berdatangan sungguhpun tentu mempunyai niat lain!" Dengan
ucapan yang jelas ditujukan kepada Kiammo Cai-li dan Pat-jiu Kai-ong ini, dia memandang dua orang itu dengan
terang-terangan. Orang ini bukanlah orang sembarangan, namanya sendiri adalah Siang-koan Houw, akan tetapi dia
lebih terkenal dengan sebutan Tee-tok (Racun Bumi) karena selain merupakan seorang ahli racun yang sukar dicari
tandingannya, juga dia amat ganas menghadapi lawan tidak mengenal ampun dan selain itu, juga dia amat jujur dan
blak-blakan, bicara dan bertindak tanpa pura-pura lagi.
Jumat, 26 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar