Akan tetapi orang itu tersenyum
dan sambil menggerakkan kedua senjata istimewa itu berkata, "Lihat baik-baik, Siucai. Bukankah ini jurus
terampuh dari suling dan pensilmu?" Kedua tangan orang itu bergerak dan Gin-siauw Siucai terkejut mengenal
jurus-jurus maut dari kedua senjatanya dimainkan oleh orang itu untuk menyerangnya! Tentu saja dia dapat
memecahkan jurus ilmunya sendiri dan berhasil menangkis kedua senjata lawan, akan tetapi seperti juga yang lain
tadi, dia merasa betapa kedua lengannya tergetar hebat, tanda bahwa dalam hal sinkang, dia masih kalah jauh.
Namun, Siucai ini merasa penasaran sekali. Puluhan tahun dia bertapa di Beng-san menciptakan ilmu-ilmu silat
tinggi yang dirahasiakan dan belum pernah diajarkan kepada siapapun juga. Bagaimana sekarang telah dicuri oleh
orang ini tanpa dia mengetahuinya? Dia melawan mati-matian, mengeluarkan jurus-jurus paling ampuh dari kedua
senjatanya, namun karena kalah tenaga, setiap kali tertangkis dia terhuyung. Seperti juga yang lain dia tidak
mampu bertahan lebih dari dua puluh jurus. Terdengar suara keras dan kedua senjatanya itu, suling dan pensil
patah-patah bertemu dengan senjata lawan yang sederhana itu. Dia meloncat ke belakang, menjura dan berkata,
"Kepandaian Taihiap(Pendekar Besar) memang amat hebat, aku yang bodoh mengaku kalah." Orang itu tersenyum dan
memuji "Tidak percuma julukan Gin-siauw Siucai karena memang hebat kepandaianmu." Ucapan itu dengan jelas
menunjukkan kekaguman, bukan ejekan, maka Gin-siauw Siucai menjadi makin kagum dan terheran-heran. "Sekarang
tiba giliran pinto untuk kau kalahkan, sahabat yang gagah. Akan tetapi karena sepasang senjata pinto adalah
hudtim dan kipas, yang tentu saja tidak dapat kautiru, bagaimana kalau kita bertanding dengan tangan kosong?
Hendak kulihat apakah kau mampu mengalahkan pinto dengan ilmu silat tangan kosong pinto sendiri?" Orang itu
masih tersenyum, akan tetapi diam-diam ia terkejut. Tak disangkanya tosu ini amat cerdik. Dia belum pernah
melihat tosu ni mainkan ilmu silat tangan kosong, bagaimana dia akan dapat menirunya? Akan tetapi dengan tenang
dia menjawab, "Tentu saja saya akan melayani kehendak Totiang, akan tetapi sebelum bertanding, saya harap
Totiang tidak keberatan untuk memperkenalkan nama." "Siancai...! Anda licik, sobat. Semua orang hendak dikenal
namanya, akan tetapi engkau sendiri menyembunyikan nama. Baiklah, pinto adalah Lam-hai Seng-jin yang
berkepandaian rendah..." "Aihh, kiranya Tocu (Majikan Pulau) dari pulau kura-kura? Telah lama mendengar nama
Totiang, girang hati saya dapat bertemu dan bermain-main sebentar dengan Totiang." "Nah, siaplah!" Lam-hai
Seng-jin sudah memasang kuda-kuda sambil memandang tajam ke arah lawan karena dia ingin sekali tahu apakah
benar lawan ini akan dapat menjatuhkan dia dengan ilmu silatnya sendiri! Diam-diam orang itu memperhatikan dan
tersenyum, lalu dia pun memasang kuda-kuda yang sama, kuda-kuda dari Ilmu Silat Tangan Kosong Bian-sin-kun
(Tangan Kipas Sakti), semacam ilmu silat yang berdasarkan sinkang tinggi sekali tingkatnya sehingga telapak
tangan menjadi halus seperti kapas, namun mengandung daya pukulan maut yang dahsyat sekali.
"Hiiaaatttttt....!!" Tosu itu sudah menerjang dengan pukulan mautnya. Tampak olehnya lawannya mengelak cepat
dengan gerakan aneh, sama sekali bukan gerakan ilmu silatnya, akan tetapi betapa kagetnya melihat bahwa begitu
mengelak lawan itu dalam detik berikutnya sudah menerjangnya dengan jurus yang sama, jurus yang baru saja dia
pergunakan! Maklum akan hebatnya jurus ini, dia pun cepat mengelak untuk memecahkan ilmunya sendiri, namun
harus diakui bahwa elakan orang tadi dengan gerakan aneh jauh lebih cepat dan bahkan sambil mengelak orang itu
dapat balas menyerang! Kembali Lam-hai Seng-jin menyerang dengan jurus lain yang lebih dahsyat, dan seperti
juga tadi lawannya meloncat dan tahu-tahu telah membalasnya dengan serangan dari jurus yang sama! Tentu saja
dia dapat pula menghindarkan diri dan makin lama dia menjadi makin penasaran. Dikeluarkan semua ilmu simpanan,
jurus-jurus maut dari Bian-sin-kun sampai delapan jurus banyaknya. Semua jurus dapat dihindarkan orang itu dan
tiba-tiba orang itu berseru, "Totiang, jagalah serangan Ilmu Silat Bian-sin-kun!" Dan dengan gencar kini orang
itu menyerangnya dengan jurus-jurus yang tadi sudah dikeluarkannya, delapan jurus paling ampuh dari
Bian-sin-kun. Karena gerakan orang itu cepat bukan main, Lam-hai Sengjin sama sekali tidak mendapatkan
kesempatan untuk balas menyerang sehingga dia terancam dan terdesak hebat oleh ilmu silatnya sendiri. Biarpun
dia tahu bagaimana utnuk memecahkan jurus-jurus serangan dari Bian-sin-kun, namun karena kalah tenaga dan kalah
cepat, akhirnya punggungnya kena ditampar dan dia terpelanting, mukanya pucat dan dia harus cepat-cepat
mengatur pernafasannya agar isi dadanya tidak terluka. "Siancai...engkau benar-benar seorang manusia ajaib..."
akhirnya dia berkata sambil bangkit perlahanlahan. "Lepaskan aku...!" tiba-tiba terdengar seruan halus dan
semua orang menengok ke arah Sin-tong dan melihat betapa anak ajaib itu telah dipondong oleh lengan kiri
Kiam-mo Cai-li. "Hei, lepaskan dia!" Enam orang kakek sakti maju berbareng. "Mundur!" Kiam-mo Cai-li membentak
dan menempelkan ujung payung pedang di tangan kanan itu ke leher Sin Liong.
Senin, 29 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar