Sambil mengeluarkan gerengan keras dia menerjang, tombaknya bergerak dahsyat sehingga mata tombak
berubah menjadai belasan banyaknya, semua mata tombak itu seolah-olah menyerang bagian-bagian tertentu dari
lawannya! Namun orang itu pun menggerakkan tombak cabang pohon dengan gerakan yang sama, bahakan mata
"tombaknya" berubah menjadi dua puluh lebih, membentuk bayangan tombak yang menyilaukan mata dan terjadilah
pertandingan tombak yang amat aneh karena gerakan mereka sama. Dapat dibayangkan betapa kagetnya hati Thian-he
Te-it Ciang Ham. Ilmu tombak itu adalah ciptaannya sendiri dan selama ini belum pernah diajarkan kepada
siapapun juga, merupakan kepandaian khasnya yang ampuh. Akan tetapi sekarang dia melihat orang ini mainkan ilmu
tombaknya dengan gerakan yang lebih cepat dan lebih kuat! Marahlah dia. "Setan kau!" dia memaki dan kini
tombaknya membuat lingkaran besar, menyambarnyambar diatas kepala sedangkan lengan kirinya melakukan pukulan
maut karena lengan itu seolah-olah merupakan sebuah senjata baja yang kuat sekali. "Bagus," orang itu berseru,
tombaknya bergerak pula menyambut tombak lawan dan terdengar suara "krekkk" ketika ujung tombak Thian-he Te-it
patah disusul bertemunya dua buah lengan. "Desss...!" Thian-he Te-it Ciang Ham mengaduh, melemparkan tombaknya
yang patah, menggunakan tangan kanan mengurut-urut lengan kirinya. Lengan kiri yang terkenal dengan sebutan
Lengan Baja itu, yang berani menangkis senjata tajam lawan, begitu bertemu dengan lengan lawan, berubah menjadi
seperti bambu bertemu besi. Tulangnya retak dan sakitnya bukan main! Dia pun bukan anak kecil, seketika tahulah
dia bahwa dia berhadapan dengan seorang yang tingkat kepadaiannya jauh lebih tinggi, membuat dia seolah-olah
berhadapan dengan gurunya, maka dia meloncat ke belakang, meringis dan berkata nyaring, "Aku kalah!" Hening
sejenak. Lima orang tokoh lain terheran-heran, hampir tidak dapat percaya akan peristiwa yang telah terjadi.
Biarpun mereka mulai merasa heran dan gentar, namun rasa penasaran membuat mereka lupa akan kenyataan bahwa
orang itu benar-benar lihai. Mereka hendak membuktikan sendiri apakah benar orang aneh ini dapat memainkan ilmu
istimewa mereka yang selama ini mengangkat nama mereka di tempat tinggi di dunia kang-ouw. "Hayo, siapa lagi
yang ingin memamerkan ilmunya yang masih mentah?" Orang itu sengaja menantang sambil melemparkan tombak cabang
pohon yang telah berhasil mematahkan ujung tombak pusaka di tangan Ciang Ham tadi. "Aku ingin mencoba!"
Thian-tok sudah melompat ke depan dengan gerakan seperti seekor kera dan tangan kirinya menggaruk-garuk pantat,
tangan kanan memegang tongkat Kim-kauw-pang itu memutar-mutar tongkatnya. "Nanti dulu," kata orang itu. "Yang
bertombak tadi, bukankah dia yang terkenal sekali sebagai ketua Kangjiu- pang di Secuan? harap Pangcu (Ketua)
menjaga agar anak buahmu tidak merendahkan nama Kang-jiupang dengan melakukan perbuatan melanggar hukum dan
memperbaiki ilmu silatnya." Ciang Ham tidak menjawab, hanya kumisnya bergoyang-goyang karena marahnya. "Dan
Anda ini, apakah mempunyai kudis di pantat, ataukah memang hendak meniru lagak seekor monyet? Kalau begitu,
tentulah Anda yang berjuluk Thian-tok, yang kabarnya menjadi pemuja Kauw Cee Thian, terkenal dengan Ilmu
Tongkat Kim-kauw-pang dan Ilmu Silat Sin-kauw-kun." "Dugaanmu benar, akulah Thian-tok! Siapakah namamu, manusia
sombong?" Thian-tok Bhong Sek Bin membentak marah. "ataukah kau tidak berani mengakui namamu dan bersikap
sebagai seorang pengecut tukang mencuri ilmu orang lain?" Biarpun diserang dengan kata-kata yang menghina itu,
orang ini tersenyum saja dan menjawab, "Namaku tidak ada perlunya kauketahui. Kalau aku tidak mampu mengalahkan
engkau dengan ilmumu sendiri, barulah aku akan memperkenalkan diri dan boleh kau perbuat sesukamu terhadap
diriku." Thian-tok lalu mengeluarkan suara memekik nyaring seperti seekor kera marah, akan tetapi sebelum dia
menyerang laki-laki aneh itu telah menyambar tombak cabang pohon yang tadi dilemparnya ke atas tanah. Tombak
itu panjang dan sekali dia menggerakkan jari tangannya, ujung tombak cabang yang runcing itu telah patah dan
berubahlah tombak itu menjadi sebatang tongkat yang panjangnya sama dengan Kim-kauwpang di tangan Thian-tok!
Thian-tok sudah menerjang dengan gerakan lincah sekali. Kim-kauw-pang ditangannya diputar-putar sedemikian
rupa, mulutnya menggeluarkan pekik-pekik dahsyat dan tubuhnya sampai lenyap terbungkus gulungan sinar tongkat
sendiri.
Senin, 29 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar