Han Ti Ong terkejut dan teringatlah dia akan nama Tiga Belas
Orang Pendekar Bu-tong-pai yang amat terkenal sebagai tiga belas orang pendekar gagah perkasa pembela keadilan
dan kebenaran, teringat pula bahwa mereka terdiri dari dua belas pria dan seorang wanita, kalau tidak salah,
saudara termuda. "Nona, apakah engkau orang termuda dari Cap-sha Sin-hiap dari Bu-tong-pai?" tanyanya sambil
melangkah maju menghampiri wanita gila itu. "Jangan sentuh aku! Manusia terkutuk, jangan sentuh aku lagi!" Dan
tiba-tiba wanita itu menyerang dengan hebatnya. Han Ti Ong menangkis dan menotok. Robohlah wanita itu, roboh
dalam keadaan lemas tak dapat bergerak lagi. "Suhu, mengapa....?" Sin Liong bertanya penasaran. "Bodoh, kalau
tidak kutotok, tentu dia akan mengamuk terus. Coba kauperiksa dia, apakah kau bisa mengobatinya?" Sin Liong
berlutut dan melihat wanita itu hanya melotot tanpa mampu bergerak. Setelah memerikasa sebentar, dia menarik
napas panjang. "Suhu, dia terkena pukulan batin yang amat berat, membuat dia menjadi begini, berubah
ingatannya. Kalau kita berada di Jeng-hoa-san, kiranya dapat teecu mencarikan daun penenang utnuk
mengobatinya." "Hemm, kau lihatlah Gurumu mencoba untuk mengobatinya." Han Ti Ong megeluarkan sebatang jarum
emas dari sakunya, setelah membersihkan ujungnya dia lalu mengahampiri wanita itu dan menusukkan jarum emasnya
di tiga tempat, di tengkuk kanan kiri dan ubun-ubun! Sin Liong memandang dengan mata terbelalak. Dia sudah
mendengar dari ayahnya tentang kepandaian orang mengobati dengan tusukan jarum, akan tetapi sekarang dia
menyaksikannya. Dan wanita itu baru mengeluh lalu tertidur dengan pernapasan yang panjang dan tenang. Ketika
gurunya mencabut jarum dan menyimpannya, gurunya berkata, "Coba kau periksa lagi matanya, apakah sudah ada
perubahan?" Sin Liong membuka pelupuk mata dan meihat bahwa mata wanita itu yang tadinya mengeluarkan sinar
aneh yang liar, kini telah normal kembali. Dia cepat menjatuhkan dirinya berlutut di depan Suhunya. "Suhu,
teecu seperti buta, tidak tahu bahwa Suhu adalah seorang ahli pengobatan pula." "Hemm, dalam hal mengenal
tetumbuhan obat, mana aku mampu menandingimu? Akan tetapi aku mempunyai kepandaian menusuk jarum, kepandaian
turunan yang tentu kelak akan kuajarkan kepadamu." "Suhu, teecu mengajukan sebuah permohonan, harap Suhu tidak
keberatan." "Hemm, apa lagi?" "Harap Suhu suka menolong wanita malang ini, dan membiarkan dia ikut dengan
kita." "Kau..............kau gila.......?" "Suhu, dia belum sembuh benar. Kalau dia dibiarkan disini, lalu
datang orang jahat, bagaimana?" "Ha, kau tidak usah khawatir. Dia adalah orang termuda dari Cap-sha Sin-hiap,
ilmu kepandaiannya tinggi. Siapa berani mengganggunya?" "Buktinya, dua belas orang suhengnya tewas dan tentu
mereka itu adalah mayat-mayat yang tadi kita kubur. Agaknya yang membunuh adalah Pat-jiu Kai-ong. Selain itu,
kalau dia teringat akan peristiwa itu sebelum sembuh benar, tentu dia akan kumat gilanya dan apakah Suhu tega
membiarkan dia seperti itu?" Han Ti ong memandang wajah wanita yang bukan lain adalah The Kwat Lin itu. Dia
terheran sendiri mengapa wajah yang kotor dan rambut yang kusut itu mendatangkan rasa iba yang luar biasa di
hatinya? Mengapa dia merasa tertarik dan ingin sekali menolong wanita muda ini? Apakah dia sudah "Ketularan"
watak muridnya, ataukah... ataukah...? Dia tidak berani membayangkan. Selama ini hanya isterinya seoranglah
wanita yang menarik hatinya, yang membangkitkan gairahnya, akan tetapi perempuan gila ini.. entah mengapa,
telah membuat dia tertarik dan kasihan sekali. "Sudahlah, kau memang cerewet, dan kalau tidak kuturuti, tentu
kau rewel terus. Biar kita membawa bersama ke Pulau Es, kita lihat saja nanti bagaimana perkembangannya."
Ucapan terakhir ini seperti ditujukan kepada hatinya sendiri! "Teecu tahu, Suhu adalah seorang yang budiman."
Dengan hati mengkel karena ucapan muridnya itu seperti ejekan kepadanya karena dia mau menolong dara ini sama
sekali bukan karena dia budiman, melainkan karena dia kasihan dan terutama sekali... tertarik hatinya, dengan
kasar dia lalu mengempit tubuh wanita itu di bawah ketiak kanannya, dan menyambar tubuh Sin Liong di bawah
ketiak kirinya dan larinya Pangeran yang sakti ini secepat terbang menuju ke pantai lautan. Siapakah sebetulnya
manusia sakti yang ditakuti oleh tujuh orang tokoh kang-ouw itu? Siapakah Pangeran Han Ti Ong yang pada bagiaan
dada bajunya terdapat lukisan burung Hong dan seekor Naga emas itu? Dia adalah pangeran dari Pulau Es. Pulau
ini merupakan pulau rahasai yang hanya dikenal orang kang-ouw seperti dalam dongeng karena tidak pernah ada
orang yang berhasil menemukan pulau itu kecuali beberapa orang nelayan yang perahunya diserang badai dan mereka
ini ditolong oleh manusia-manusia sakti, manusia yang menjadi penghuni Pulau Es, sebuah pulau dari es dimana
terdapat istana indah dan merupakan sebuah kerajaan kecil penuh dengan orang sakti. Setelah ditolong dan
diselamatkan, dan berhasil kembali ke daratan, para nelayan inilah yang membuat cerita seperti dongeng itu
sehingga nama sebutan Pulau Es terkenal di dunia kang-ouw.
Rabu, 31 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar